Alkisah cinta sepasang manusia
Arrizal dan Annisa, annisa adalah seorang gadis “Buta” yang dicintai oleh
laki-laki yang bernama arrizal. Suatu saat annisa bertanya kepada arrizal,
“Kenapa kamu mencintai gadis buta
sepertiku,,,?” tanya annisa penasaran.
“Karena cinta bukan dimata, namun
dihati nis,,,” Jawab arrizal dengan hati penuh kasih.
Annisa tersenyum bahagia saat
mendengarnya lalu terucap kata dari bibir manisnya,
“Arrizal, jika suatu hari nanti
aku bisa melihat, aku ingin menikah denganmu. Karena hanya kamulah laki-laki
yang bisa menerimaku apa adanya.”
Arrizal pun tersenyum mendengar
ucapan annisa,
“Aku juga berharap begitu,,,,”
sahut arrizal.
Suatu hari annisa melakukan
cangkok mata atas kebaikan seseorang. Setelah annisa bisa melihat lalu ia
mencari arrizal. Namun betapa terkejutnya annisa saat bertemu dengan arrizal,
ternyata dia juga seorang yang buta.
“Maap arrizal,,, aku tak bisa
menikah dengan orang buta sepertimu.” Kata Annisa.
Mendengar perakataan annisa,
arrizal kaget seraya berkata,
“Kenapa,,, bukankah kamu sudah
berjanji untuk menikah denganku?”
“Aku menerimamu apa adanya,
kenapa kamu tidak,,,??” tanya arrizal dengan sedih.
“Wajar saja,,, kamu juga buta.”
Jawab annisa tanpa memikirkan perasaan arrizal.
“………..??”
Setelah itu arrizal sangat sedih
dan akhirnya dia jatuh sakit, hingga kemudian meninggal dunia. Sebelum
meninggal ia menulis surat untuk annisa. Diselembar kertas tertulis,
“Annisa, aku
sedih karena kamu tak menepati janji yang kamu buat,,,,
Tapi aku
bahagia karena kamu sudah bisa melihat indahnya mentari dipagi hari, senja
merah disore hari, birunya langit dan indahnya laut, dan juga pelangi yang
warnanya mempesona seindah seyummu.
Dan aku juga
bahagia karena kedua mataku akan selalu menemanimu, meski kamu tak
mengharapkanku. Namun aku akan tetap mencintaimu dengan setulus hati ini.”
Annisa pun menangis terisak-isak
disaat membacanya. Air mata mengalir membasahi pipi cantiknya dan tetes demi
tetes menghujani surat itu.
“Dikala kita
kehilangan orang yang penting dalam hati kita,Kita baru menyadari bahwa betapa
pentingannya dia disaat dia pergi meninggalkan kita.”
“Maka jangan
sia-siakan keberadaannya didepan mata, karena kita tak tahu apakah kita masih
bisa melihat senyum indah diwajahnya.”
****