Monday 12 March 2012

Mengapa Ada Anak Baik Dan Buruk Akhlaknya?



       Setiap anak yang lahir dalam keadaan fitrah, tapi mengapa seiring berjalannya waktu ada anak yang baik namun ada juga yang berakhlak buruk, mengapa demikian? karena baik tidaknya semua bergantung pada orangtuanya bagaimana ia dibentuk. Orang bijak mengatakan bahwa seorang bayi yang baru lahir ibarat kertas putih tanpa noda. Orang yang pertama mengoreskan tulisan adalah orang yang terdekatnya, yaitu orangtua. Bagus tidaknya tulisan yang dihasilkan bergantung pada mereka. Apakah mereka mengisi dengan coretan tanpa makna ataukah sebuah karya indah yang mengagumkan.

       Anak lahir dengan fitrah, tak ada satupun anak yang lahir berniat untuk menghancurkan masa depannya sendiri atau orangtuanya. “Ah, bila ku besar nanti mau menjadi bandar narkoba” atau pernahkah dia berniat, “Kalo aku udah gedhe mau nyusahin orangtua”.

       Bukankah setiap anak yang diturunkan Allah ke dunia justru pada awalnya cenderung pada kebaikan? Namun, mengapa sebagian anak yang lahir cantik rupawan, lucu menggemaskan. Setelah beranjak dewasa justru menjadi beban keluarganya dan menjadi masalah untuk lingkungannya.

     Sebagian perilaku negatif anak, justru orangtualah pemacunya. Periksalah, ternyata sebagian anak dijatuhkan harga dirinya justru didalam rumah. Sebagian orangtua pernah memukul tubuh mungilnya, seolah-olah tubuh anak adalah barang pelampiasan amarahnya. Sebagian orangtua pernah menampar pipi manisnya, seolah-olah dia tempat empuk untuk telapak tangannya. Sebagian orangtua juga pernah membentaknya sambil berteriak dalam hati, “Akulah yang berkuasa  atas dirimu”.

       Memang sebagian anak tak pernah dipukul, dicubit bahkan dibentak. Namun, jarang sekali anak yang lolos untuk tidak disalahkan orangtua. Mulai saat membuka mata dipagi harinya, sampai menutup mata dimalam harinya.

       Tanpa orangtua sadari, ternyata ada sebagian anak yang tak betah berada dirumah. Rumah baginya hanyalah tempat tidur. Karena panasnya hati bila mendengarkan ocehan, makian maupun nasehat-nasehat dari orangtua. Lalu dia mencari orang yang bisa mengahargainya dan berkelana mencari surga. Ternyata temen-temennya justru yang bisa menerimanya. Dari sinilah dimulai perilaku-perilaku buruk terjadi tawuran, menghisap ganja dan mabuk-mabukkan. Lalu orangtua pun menyalahkan lingkungannya yang rusak, peergaulan bebas yang merenggut buah hatinya. Apakah hal ini yang diinginkan sebagai orangtua? Jika tidak, maka sayangilah, hargailah, dan didiklah supaya menjadi anak yang sholeh dan sholehah.

“Perkataan dan perlakuan yang baik dari orangtua adalah warisan terindah untuk masa depan mereka”

0 comments:

Post a Comment