Setiap anak yang lahir dalam
keadaan fitrah, tapi mengapa seiring berjalannya waktu ada anak yang baik namun
ada juga yang berakhlak buruk, mengapa demikian? karena baik tidaknya semua
bergantung pada orangtuanya bagaimana ia dibentuk. Orang bijak mengatakan bahwa
seorang bayi yang baru lahir ibarat kertas putih tanpa noda. Orang yang pertama
mengoreskan tulisan adalah orang yang terdekatnya, yaitu orangtua. Bagus
tidaknya tulisan yang dihasilkan bergantung pada mereka. Apakah mereka mengisi
dengan coretan tanpa makna ataukah sebuah karya indah yang mengagumkan.
Anak lahir dengan fitrah, tak ada
satupun anak yang lahir berniat untuk menghancurkan masa depannya sendiri atau
orangtuanya. “Ah, bila ku besar nanti mau menjadi bandar narkoba” atau
pernahkah dia berniat, “Kalo aku udah gedhe mau nyusahin orangtua”.
Bukankah setiap anak yang
diturunkan Allah ke dunia justru pada awalnya cenderung pada kebaikan? Namun,
mengapa sebagian anak yang lahir cantik rupawan, lucu menggemaskan. Setelah
beranjak dewasa justru menjadi beban keluarganya dan menjadi masalah untuk
lingkungannya.
Sebagian perilaku negatif anak,
justru orangtualah pemacunya. Periksalah, ternyata sebagian anak dijatuhkan
harga dirinya justru didalam rumah. Sebagian orangtua pernah memukul tubuh
mungilnya, seolah-olah tubuh anak adalah barang pelampiasan amarahnya. Sebagian
orangtua pernah menampar pipi manisnya, seolah-olah dia tempat empuk untuk
telapak tangannya. Sebagian orangtua juga pernah membentaknya sambil berteriak
dalam hati, “Akulah yang berkuasa atas
dirimu”.
Memang sebagian anak tak pernah
dipukul, dicubit bahkan dibentak. Namun, jarang sekali anak yang lolos untuk
tidak disalahkan orangtua. Mulai saat membuka mata dipagi harinya, sampai
menutup mata dimalam harinya.
Tanpa orangtua sadari, ternyata
ada sebagian anak yang tak betah berada dirumah. Rumah baginya hanyalah tempat
tidur. Karena panasnya hati bila mendengarkan ocehan, makian maupun
nasehat-nasehat dari orangtua. Lalu dia mencari orang yang bisa mengahargainya
dan berkelana mencari surga. Ternyata temen-temennya justru yang bisa
menerimanya. Dari sinilah dimulai perilaku-perilaku buruk terjadi tawuran,
menghisap ganja dan mabuk-mabukkan. Lalu orangtua pun menyalahkan lingkungannya
yang rusak, peergaulan bebas yang merenggut buah hatinya. Apakah hal ini yang
diinginkan sebagai orangtua? Jika tidak, maka sayangilah, hargailah, dan
didiklah supaya menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
“Perkataan dan perlakuan yang baik
dari orangtua adalah warisan terindah untuk masa depan mereka”
0 comments:
Post a Comment